SariAgri - Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2016, kayu transparan telah dikembangkan oleh para peneliti di KTH Royal Institute of Technology sebagai bahan struktur inovatif untuk konstruksi bangunan.

SariAgri - Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2016, kayu transparan telah dikembangkan oleh para peneliti di KTH Royal Institute of Technology sebagai bahan struktur inovatif untuk konstruksi bangunan.

Kayu transparan memungkinkan cahaya alami masuk dan bahkan dapat menyimpan energi panas. Kunci untuk membuat kayu menjadi material komposit transparan adalah dengan melepaskan lignin, komponen penyerap cahaya utama pada kayu. Namun pori-pori kosong yang ditinggalkan lignin perlu diisi dengan sesuatu yang mengembalikan kekuatan kayu dan memungkinkan cahaya meresap.
Dalam versi komposit sebelumnya, para peneliti di KTH's Wallenberg Wood Science Center menggunakan polimer berbasis fosil. Baru-baru ini, para peneliti telah berhasil menguji alternatif kayu transparan ramah lingkungan, yakni Limonene acrylate, monomer yang terbuat dari limonene. Temuan ini mereka laporkan dalam Advanced Science.
"Akrilat limonene baru ini terbuat dari jeruk yang dapat diperbarui, seperti limbah kulit yang dapat didaur ulang dari industri jus jeruk," kata Penulis Utama, Céline Montanari.
Baca Juga:   Anti Ribet, Pot Ajaib Ini Bisa Siram Tanaman Sendiri Selama Seminggu  Australia Bangun Observatorium Bawah Laut Terbesar di Dunia
Ekstrak dari jus jeruk digunakan untuk membuat polimer yang mengembalikan kekuatan kayu yang rusak dan memungkinkan cahaya untuk melewatinya.
Menurut peneliti komposit baru ini menawarkan transmisi optik 90 persen pada ketebalan 1,2 mm dan kabut asap yang sangat rendah sebesar 30 persen.
Tidak seperti komposit kayu transparan lainnya yang dikembangkan selama lima tahun terakhir, material yang dikembangkan di KTH ditujukan untuk penggunaan struktural dengan kekuatan 174 MPa (25,2 ksi) dan elastisitas 17 GPa (atau sekitar 2,5 Mpsi).
Menurut Kepala Departemen Teknologi Serat dan Polimer KTH, Profesor Lars Berglund, penelitian ini memprioritaskan skema keberlanjutan.
"Mengganti polimer berbasis fosil telah menjadi salah satu tantangan yang kami hadapi dalam membuat kayu transparan yang berkelanjutan," kata Berglund, seperti dilansir Phys.org
Ia menegaskan, pertimbangan lingkungan dan apa yang disebut kimia hijau adalah tujuan proyek ini. Bahannya dibuat tanpa pelarut dan semua bahan kimia berasal dari bahan mentah berbasis nabati.
Berglund mengatakan terobosan ini memungkinkan berbagai aplikasi yang belum dijelajahi, seperti dalam nanoteknologi kayu.
Hortikultura "Kami telah melihat ke mana cahaya pergi dan apa yang terjadi ketika itu mengenai selulosa," kata Berglund.
"Sebagian cahaya langsung menembus kayu dan membuat bahan transparan. Beberapa cahaya dibiaskan dan tersebar di berbagai sudut dan memberikan efek menyenangkan dalam aplikasi pencahayaan," ujarnya menambahkan.
Peternakan Tim ini juga bekerja dengan grup fotonik Sergei Popov di KTH untuk mengeksplorasi kemungkinan teknologi nano lebih jauh.
Video Terkait